×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan


Indeks Berita

Prioritaskan Izin Budidaya Lobster di Vietnam, BALAD Grup Tunda Lawatan Bisnis ke China

| 6/27/2025 09:32:00 AM WIB | Last Updated 2025-06-27T02:34:52Z

 

HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy (Gus Lilur) Owner PT. BALAD Grup. (Dok: istimewa)


Xpost.id, HANOI, Vietnam — PT. Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup) resmi menunda agenda anjangsana usaha ke Tiongkok yang semula diagendakan selama tiga minggu demi memprioritaskan penyelesaian proses perizinan budidaya lobster di luar negeri, khususnya di Vietnam.


Dalam keterangannya, Founder dan Owner PT. BALAD Grup, HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, yang saat ini tengah berada di Hanoi bersama Direktur Utama Bandar Laut Dunia Grup sedang dalam tahap akhir pengurusan izin budidaya lobster luar negeri dari Departement of Fisheries Ministry of Agriculture and Environment (DOF MAE) Vietnam.


Langkah ini menyusul kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) yang tertuang dalam Keputusan Menteri KKP No. 7 Tahun 2024, yang mengatur dua jalur budidaya lobster: dalam negeri dan luar negeri. Sesuai regulasi tersebut, pelaku usaha wajib lebih dahulu membudidayakan lobster secara signifikan di dalam negeri sebelum bisa memperoleh izin budidaya luar negeri dalam skala besar.


“Oleh karena itu, BALAD Grup tidak hanya akan membudidayakan lobster di 4 teluk, melainkan langsung di 16 teluk di Gugusan Teluk Kangean, Sumenep, Jawa Timur, dengan total luas 8.800 hektare,” ungkap pengusaha yang akrab disapa Gus Lilur ini dalam Keterangan Pers, Jum'at (27/6/2025).


Diperkirakan, seluruh proses legalisasi budidaya di Vietnam akan rampung pada minggu pertama Juli 2025. Segera setelah itu, lanjut Gus Lilur, perusahaan akan mengajukan izin resmi ke Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP RI.


Tunda ke China, Tunda Dua Agenda Strategis


Penundaan agenda ke China, yang semula dijadwalkan pada 3 Juli 2025, diundur menjadi 24 Juli 2025. Agenda tersebut mencakup dua misi utama, yaitu :


1. Survei Budidaya Teripang
BALAD Grup berencana mengunjungi dua provinsi kunci dalam pengembangan teripang di China, yakni Shandong di  China utara dan Fujian di China Selatan.


2. Survei Mesin Produksi Tambang
Para direksi BALAD Grup juga memimpin dua entitas tambang besar, yaitu PT. Sarana Nata Tambang Lestari Grup (Santri Grup) dan PT. Bandar Indonesia Grup (BIG). Kedua grup ini tengah mempersiapkan pengadaan mesin produksi pasir silika, timah, dan zirkon dari mitra manufaktur di China.


Kebutuhan akan mesin tersebut mendesak, mengingat SANTRI Grup dan BIG akan menjadi pemasok pasir silika bagi dua raksasa industri global yang beroperasi di kawasan industri JIIPE Gresik, Jawa Timur, yaitu Smelter Freeport dan Pabrik Kaca Xinyi.


"Meski mitra usaha dan pabrikan di China sudah mengatur jadwal Anjangsana, namun terbitnya ijin budidaya di luar negeri (Vietnam) membuat agenda anjangsana usaha ke China ditunda dari awal Bulan menjadi akhir Bulan di Bulan Juli 2025,” papar Gus Lilur.


Dengan strategi ekspansi agresif dan penguatan struktur perizinan, BALAD Grup menyatakan komitmennya menjadikan Indonesia sebagai kiblat baru dunia untuk usaha perikanan budidaya. (Fiq)

×
Berita Terbaru Update